Atthasila yang dijalankan dengan baik
membawa kebahagiaan dalam kehidupan dan membawa tujuan hidup yang luhur bagi
pelakunya.
Orang yang
hidup sederhana adalah orang yang mudah dilayani, mudah diladeni karena
hidupnya tidak macam-macam. Ia akan mudah menghadapi hidup karena lebih bisa
menerima segala kondisi tanpa mengeluh. Dan sikap mental seperti itu bisa
diperoleh dengan melakukan latihan Atthasila.
Dalam Digha
Nikaya: Maha Parinibbana Sutta, Guru Agung mengatakan: "Ia yang
melaksanakan Sila dengan baik, nama harumnya tersebar luas hingga sampai ke
alam dewa, Ia akan memperoleh kekayaan lahir dan batin, tanpa ketakutan dan keraguan,
ia dipuji oleh orang yang bijaksana, meninggal dengan tenang, dan terlahir di
alam surga." Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat
pelaku Atthasila tidak hanya pada kehidupan saat ini saja, tetapi manfaatnya dapat
juga dirasakan hingga kehidupan selanjutnya terlahir di alam surga.
Delapan
moralitas yang dilatih dalam Atthasila adalah: menghindari pembunuhan makhluk
hidup; menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan; menghindari
perbuatan tidak suci; menghindari ucapan yang tidak benar; menghindari minuman
memabukkan, hasil penyulingan atau peragian yang menyebabkan lemahnya
kesadaran; menghindari makan makanan setelah tengah hari; menghindari menari,
menyanyi, bermain musik, dan pergi melihat pertunjukan; memakai, berhias dengan
bebungaan, wewangian, dan barang olesan (kosmetik) dengan tujuan mempercantik
tubuh; dan menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan
besar (mewah).
Atthangasila
ini selain jumlahnya lebih banyak daripada Pancasila Buddhis, manfaatnya yang
diperoleh jauh lebih banyak. Karena di dalam Atthanga Sila ini, upasaka-upasika
melatih diri melakukan latihan-latihan yang bisa dikatakan latihan untuk
mengurangi kekotoran batin, yaitu keserakahan, kebencian, dan keegoan. Mengapa
kita perlu mengurangi kekotoran batin? Karena itulah sumber masalah dalam hidup
kita.
Berikut
penjelasan manfaat Atthangasila tersebut:
Jika kita
tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup, berarti kita melatih diri untuk tidak
membenci atau serakah. Hal ini disebabkan karena kita melakukan pembunuhan
makhluk hidup disebabkan kebencian atau keserakahan kita.
Jika kita
tidak mengambil barang yang tidak diberikan, akan mengurangi keserakahan kita.
Karena kalau kita dengan mudah mengambil dan memakai barang orang lain yang
tidak diberikan, itu berarti serakah. Jika kita mengambil atau mencuri, akan
menambah keserakahan.
Menghindari
kehidupan tidak suci juga merupakan latihan mengurangi keserakahan kenikmatan
indera.
Jika kita
bicara seperlunya tentu tidak memberi kesempatan keserakahan, kebencian,
keegoan, dan kesombongan keluar.
Menghindari
makanan atau minuman yang menyebabkan mabuk juga menghindari keserakahan.
Tidak makan
di atas pukul 12 siang juga merupakan latihan mengurangi keserakahan.
Menghindari
menari, menyanyi, bermain musik, dan pergi melihat pertunjukan merupakan
latihan untuk mengurangi keserakahan.
Tidak
memakai, berhias dengan bebungaan, wewangian, dan barang olesan (kosmetik)
dengan tujuan mempercantik tubuh akan mengurangi keegoan dan kesombongan.
Karena ketika kita berhias, biasa akan muncul keegoan. Merasa diri paling
cantik. Itu adalah ego, keakuan.
Menghindari
penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan besar (mewah) akan
mengurangi keserakahan, karena kita menikmati tempat-tempat yang seperti itu,
yang enak-enak.
Jika ini
dilatih dengan sungguh-sungguh, maka akan menjadi orang yang sangat mudah
dilayani, mudah sekali diladeni, sangat sederhana, sangat bersahaja, tidak akan
membuat menderita, kekurangan tidak menjadi stres, akan menerima dengan lapang
dada dan bisa beradaptasi di mana pun berada.
Orang yang
melatih sila dengan bersungguh-sungguh akan membentuk karakter. Karakter yang
mudah dilayani, simpel hidupnya, tidak neko-neko, tidak punya keinginan
macam-macam, tidak ingin berbuat kejahatan. Dan itulah yang terdapat dalam
Atthangasila. Karakter yang tidak akan neko-neko. Hidupnya juga akan simpel,
sederhana, mudah dilayani, tidak macam-macam keinginannya, tidak menuntut
macam-macam.
Dengan tekun
melatih diri menjalankan Atthasila akan membuat hidup kita jadi tenang. Kalau
kita melaksanakan ini, ke manapun pergi kita tersenyum, tidak ada masalah,
karena bisa menerima kondisi yang seperti apa saja. Hidup kita akan tenang dan
tenteram.
"Jadi
siapapun —laki-laki atau perempuan— yg dilengkapi dgn kebajikan-kebajikan dr
delapan faktor Uposatha ini, telah melakukan perbuatan bermanfaat, menghasilkan
kebahagiaan, melampaui celaan, menuju pada kondisi surgawi" Anguttara Nikaya
Moralitas adalah
perlindungan sejati seseorang. Setelah melakukan apa yang bajik dan baik, Ia
tidak akan menyesal atau menyalahkan dirinya, dan orang bijaksana tidak
menyalahkannya. Moralitas adalah dasar tertinggi untuk keamanan, fondasi untuk
ketekunan dan sebuah berkah.
Buddha
Dhamma adalah ajaran yg berisikan praktik dan bukan ajaran untuk diyakini,
untuk itu sangat penting bagi kita untuk meraih manfaat Dhamma itu sendiri
dengan mempraktikkan ajaran. Dhamma akan melindungi mereka yang
mempraktikkannya. Dengan mempraktikkan Sila maka kita juga mencegah lenyapnya
Dhamma sejati seperti yg diungkapkan oleh Sang Buddha dalam Samyutta Nikaya 16.13.
Sumber: Internet, Samyutta Nikaya,
Anguttara Nikaya, Bhikkhu Janaka, Bhikkhu Jotidhammo.
No comments:
Post a Comment