Sunday, June 28, 2009
Sunday, June 21, 2009
Alergi Makanan pada Anak
Apa yang Anda lakukan saat si kecil terserang alergi? Segera menghentikan makanan pemicu? Atau justru meneruskan makanan tersebut dengan harapan anak akan menjadi kebal bila terus menerus diberi makanan yang membuatnya alergi? Dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K)., dari bagian Ilmu Kesehatan Anak Departemen Alergi dan Imunologi, FKUI-RSCM, Jakarta, membeberkan segala hal tentang alergi. Semoga artikel ini dapat menjawab semua pertanyaan yang mengganjal soal alergi.
Apa sebenarnya penyebab alergi makanan?
Alergi makanan terjadi karena ada suatu reaksi kekebalan tubuh yang menyimpang dan menimbulkan gejala yang merugikan tubuh. Umumnya, sistem kekebalan tubuh menyerang bakteri, virus, atau benda asing yang berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Alergi makanan terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah mengartikan komponen makanan tertentu, (biasanya protein), sehingga bahan makanan tersebut dianggap sebagai zat berbahaya yang kemudian diserang oleh sistem kekebalan tubuh. Nah, ini yang dimaksud dengan reaksi menyimpang.
Siapa saja yang bisa menderita alergi?
Alergi makanan terjadi pada anak pengidap alergi maupun yang memang mempunyai bakat alergi (atopik). Alergi makanan dapat dialami pada tahun-tahun pertama kehidupan anak. Hal ini terkait dengan saluran percernaan anak yang belum sempurna. Semakin matang saluran pencernaannya, anak akan bisa lebih toleran menerima aneka jenis makanan. Biasanya alergi makanan setelah memasuki usia sekolah dapat diatasi dan kebanyakan menghilang dengan sendirinya. Namun, ada juga yang berlanjut hingga dewasa terutama mereka yang memang punya riwayat pengidap alergi atau mempunyai bakat alergi.
Makanan apa saja yang bisa menjadi pencetus alergi?
Sebetulnya, semua makanan dapat menyebabkan alergi. Tetapi, antara satu makanan dengan makanan lain mempunyai derajat alergenitas (kekuatan menimbulkan alergi) yang berbeda. Contoh, udang bersifat alergenik dibandingkan buah-buahan. Tetapi tiap orang mempunyai intensitas gejala yang berbeda. Misal, pada seorang anak, udang hanya menyebabkan gatal-gatal ringan saja. Namun pada anak lain akan menyebabnya sampai sesak napas.
Makanan apa yang paling sering menjadi pemicu alergi?
* Susu sapi
Reaksinya bisa berupa diare atau muntah. Bayi (yang karena suatu hal tidak bisa menyusu ASI) dan menderita alergi terhadap susu sapi, tidak boleh mendapat susu formula biasa. Umumnya bagi mereka, dokter akan menyarankan susu formula khusus yang berasal dari susu sapi namun sudah diproses sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan alergi pada bayi. Biasanya, alergi susu sapi ini akan menetap hingga usia akhir anak-anak. Umumnya penderita tak hanya alergi pada susu sapi, tapi juga produk turunannya, seperti es krim, keju, dan sebagainya. Namun bukan berarti anak lantas tak boleh minum susu, sebagai pengganti susu sapi masih ada susu dari bahan kedelai. Jenis kacang-kacangan ini mempunyai sifat alergenitas yang rendah, apalagi setelah mengalami proses pemanasan.
* Seafood (makanan laut)
Contoh, ikan laut, udang kecil, udang besar (lobster), kepiting, tiram, tuna, dan lain-lain. Gejala yang sering timbul ialah urtikaria atau gatal-gatal di tubuh.
* Telur
Baik putih telur maupun kuning telurnya. Reaksi alerginya lebih pada gatal-gatal di tubuh. Bisa berupa kulit kemerahan ataupun tampak bengkak-bengkak.
* Kacang-kacangan
Di Amerika kasus alergi terhadap jenis kacang-kacangan cukup tinggi. Beberapa kasus bahkan sampai menimbulkan kematian akibat syok anafilaksis (kondisi di mana tenggorokan membengkak sehingga saluran napas tertutup dan tekanan darah merosot drastis). Hal ini sangat jarang ditemui di Indonesia. Jenis kacang-kacangan yang dapat menimbulkan alergi adalah kacang tanah, kacang mete, dan sejenisnya. Gejalanya biasanya reaksi gatal-gatal di tenggorokan.
Bisakah anak mengalami alergi sayur atau buah-buahan?
Bisa. Biasanya alergi terhadap sayuran ditemui pada anak-anak yang memang mempunyai bakat alergi terhadap serbuk tanaman. Reaksi alergi terhadap sayuran biasanya berupa rasa gatal-gatal di mulut. Sebetulnya, dengan memasak sayuran secara matang dan benar sifat alergennya bisa hilang dan tidak menimbulkan alergi pada anak. Anak yang alergi terhadap sayuran umumnya juga alergi terhadap kacang-kacangan. Untuk mengetahui alergi biasanya yang dilakukan tes alergen yaitu asparagus, selada, kembang kol, bayam, tomat, dan brokoli. Sedangkan buah-buahan yang menyebabkan alergi biasanya apel, peach, cherry, pir, strawberry, nangka, anggur, duku, pisang, jeruk, dan sebagainya. Reaksinya berupa kemerahan di kulit.
Apakah masih ada makanan yang kerap membuat anak alergi?
Aneka snack juga bisa menyebabkan alergi pada anak. Ini berkaitan dengan proses pembuatan makanan itu sendiri yang menggunakan bahan-bahan kimia atau tambahan (zat aditif). Seperti bahan pengawet, bahan pewarna, pemutih, bahan pelapis atau pengilat, pengatur pH, ragi makanan, pelarut, dan bahan pemanis, rempah-rempah buatan, dan sebagainya. Reaksinya berupa gatal dan rasa kering di tenggorokan. Dalam daftar tes kulit seperti yang dilakukan di beberapa rumah sakit, terdapat pula beberapa zat alergen makanan yang kemungkinan dicurigai seperti cokelat, tepung terigu, maizena, dan soya.
Bagaimana mencegah alergi pada anak?
Pencegahan alergi makanan pada anak dapat dimulai sedini mungkin dengan pemberian ASI eksklusif. Pada bayi yang berbakat alergi, sebaiknya ibu yang menyusui menghindari makanan yang bisa berakibat alergi pada bayinya. Sejak usia 6 bulan perkenalkan bayi pada jenis makanan secara bertahap dan pilih yang tidak/jarang menimbulkan alergi seperti beras, wortel, pir, prune, dan alpukat. Kemudian perkenalkan makanan yang bisa menimbulkan alergi namun masih bisa ditoleransi seperti gandum, havermut, daging, kambing, ayam, brokoli, kol, kentang, bayam, minyak jagung, dan pisang.
Di usia 9 bulan, bayi dapat mulai diberikan makanan yang kemungkinan mengakibatkan alergi seperti kuning telur (harus dimasak matang), kacang-kacangan (kedelai dan kacang hijau), dan ikan air tawar. Baru pada usia 12 bulan, si kecil mulai dikenalkan pada makanan yang kemungkinan besar menimbulkan alergi seperti makanan laut, putih telur, dan kacang tanah.
Apa yang harus dilakukan saat terjadi reaksi alergi makanan?
Kalau anak sedang mengonsumsi makanan yang dicurigai sebagai pencetus alerginya (misal, udang, ikan, kepiting, dan lainnnya), minta ia untuk tidak memakannya lagi. Reaksi alergi -meski yang tampak ringan sekalipun, seperti hanya gatal atau bibir tampak kemerahan- tetap perlu diwaspadai karena bila tetap diteruskan mengonsumsinya justru dapat berakibat fatal. Konsultasikan kondisi tersebut pada dokter anak. Umumnya dokter akan meresepkan obat-obatan antialergi sesuai dengan reaksinya. Kalau reaksinya gatal-gatal maka akan diobati dengan standar pengobatan eksimnya. Obat yang paling banyak digunakan adalah golongan antihistamin. Jika reaksinya begitu berat seperti anafilaksis, paramedis tentu akan menyuntikkan obat epinefrin dan steroid untuk menghentikan peradangannya.
Jika anak sudah menderita alergi, apakah dia bisa menghindarinya?
Bisa. Yakni dengan menghindari makanan yang dianggap menjadi pencetus alergi. Untuk mengetahuinya perlu kejelian dan ketelatenan orangtua dalam melakukan pengamatan terhadap keseharian anak. Selain itu, untuk memastikannya perlu bantuan dan konsultasi dokter. Jadi, orangtua tidak main asal pantang makanan saja karena bisa mengganggu pertumbuhan si anak.
Bagaimana reaksi yang tampak kala terjadi alergi makanan?
Reaksi tubuh saat terjadi alergi makanan bisa cepat, bisa juga lambat. Pada reaksi alergi yang cepat, begitu makanan masuk ke dalam tubuh (dan belum sempat diserap), tubuh sudah menunjukkan reaksi, seperti gatal-gatal di mulut dan tenggorokan, atau pada kasus yang parah terjadi bengkak pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan penderita sesak napas. Pada reaksi yang lambat, makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan sempat diserap dulu oleh tubuh, baru belakangan muncul reaksi, bisa berupa diare (adakalanya disertai darah karena terjadi peradangan usus yang berat), muntah-muntah, gatal, dan kemerahan (di organ kulit), pilek (di organ hidung), mata menjadi merah dan gatal (di organ mata).
Thursday, June 18, 2009
Tuesday, June 16, 2009
Belok Bukan Sembarang Belok
Belok Bukan Sembarang Belok
Kesadaran masing-masing pengemudi baik itu mobil dan motor terhadap aturan-aturan yang tidak tertulis, berkaitan dengan tata krama di jalan juga dapat berpengaruh terhadap tingkat terjadinya kecelakaan. Yang menjadi masalah adalah tidak semua orang mempunyai kesadaran, pola berpikir, tata krama yang sama di jalan.
Artikel ini di buat untuk mencoba menyampaikan aturan tidak tertulis tadi yang semoga dapat diingat selalu saat kita berkendara baik dengan motor maupun mobil di jalan.
BELOK - 1
Sering terjadi saat mobil (C) akan berbelok ke kiri, tiba-tiba muncul sepeda motor (A) dari sisi kiri atau sisi dalam belokan. Beruntung apabila mobil (C) melihat ada sepeda motor tersebut di sisi kirinya, jika tidak, maka motor (A) akan terjepit oleh mobil tersebut.
Mengapa bisa terjadi kecelakaan?
Pengemudi mobil (C) yang akan berbelok ke kiri, pertama-tama akan berkonsentrasi melihat ke arah kanan (1) melihat adanya mobil lain dari arah kanan (E), kemudian dia akan melihat mobil dari arah kiri (2) (D) untuk mulai berbelok ke kiri.
Saat seperti itu umumnya pengemudi mobil tidak terpikir untuk melihat sisi kiri mobil apakah aman atau tidak.
Sekalipun melihat spion, umumnya posisi sepeda motor yang menyelip masuk tidak terlihat karena masuk dalam sudut BLIND SPOT (sudut tidak terlihat oleh kaca spion).
Pengendara motor (B) posisinya benar, dia berjalan di belakang mobil yang sedang berbelok, sehingga aman. Pengendara motor (B) pun harus melihat kondisi lalin dari arah kanan, dan mengatur jarak dengan mobil di depannya saat berbelok.
BELOK - 2
Sering terjadi juga, saat mobil akan masuk jalur di seberangnya pada suatu pertigaan, sepeda motor yang ikut berbelok dengan arah yang sama mengambil ruang gerak belok mobil. Hal ini sangat berbahaya apabila si pengendara mobil tidak melihat dan menginjak rem saat sepeda motor itu memotong jalur beloknya.
Sebaiknya, pengendara motor menunggu mobil tersebut berbelok pada ruang geraknya dan tidak memotorngnya.
BELOK - 3
Pada jalan yang tidak terlalu ramai, sering terjadi motor atau mobil berbelok dengan mengambil jalur arah berlawanan saat memasuki pertigaan atau tikungan.
Untuk itu mobil atau motor yang akan memasuki tikungan atau pertigaan, sempatkan untuk membunyikan klakson atau menyalakan beam (jika malam) agar pengendara lain tau akan ada mobil / motor yang keluar tikungan, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Sebaiknya tetaplah berjalan di jalur masing-masing. Bayangkan ada garis pembatas jalur (imajiner) yang tidak boleh kita langgar saat berbelok, juga perlu berhenti, sebelum berbelok apabila ada kendaraan lain dari arah berlawanan yang akan lurus (C), sehingga aman.
BELOK - 4
Kecelakaan antar sesama sepeda motor sering terjadi saat memasuki suatu tikungan. Ketika salah satu pengendara motor menyusul memasuki tikungan dan mengambil jalur belok sepeda motor di belakangnya, sehingga apabila pengendara yang dibelakang tidak sigap, akan terjadi kecelakaan.
Sebaiknya tetaplah berbelok di jalurnya, bayangkan garis belokan yang akan kita lalui maupun yang akan dilalui oleh pengendara di dekat kita, sehingga kita tidak mengambil atau menyerobot jalur beloknya.
Tuesday, June 2, 2009
Teh Hijau dan Payudara
Hal itu terungkap dari studi awal yang dilakukan oleh beberapa peneliti Amerika Serikat. Dalam percobaan itu, mereka memberikan seduhan teh hijau kepada beberapa tikus, sedangkan yang lainnya hanya memperoleh air biasa. |
Ternyata, tikus yang meminum teh hijau mendapat manfaat yang menggembirakan. Ukuran tumor payudaranya makin mengecil dan keganasannya pun berkurang dibanding tikus yang hanya meminum air biasa. Selain itu, tumor tikus yang meminum teh kemudian tumbuh lebih lambat dan tidak lagi menyerang sel-sel yang sehat.
Tentu saja, temuan ini makin memperkuat dugaan bahwa teh sangat bermanfaat bagi kesehatan payudara wanita. Soalnya, berdasarkan pengamatan sejauh ini di negara-negara yang rajin mengkonsumsi teh hijau setiap hari, tingkat kanker payudara wanitanya sangat rendah. Bagi mereka, teh dianggap sebagai salah satu makanan sehat.
Selain itu, peneliti utamanya, Dr. Gail Sonenshein, bahkan mengatakan bahwa teh sama sekali tidak mempunyai efek samping yang merugikan. Karena itu, orang tidak perlu takut mengkonsumsi tiga hingga lima cangkir teh per hari. Tidak ada masalah apabila orang rajin minum teh hijau sebagai langkah pencegahan.
Dosen biokimia dari Fakultas Kedokteran Universitas Boston ini menambahkan, teh hijau terutama dapat mencegah kanker payudara yang diakibatkan oleh faktor lingkungan. Namun, ia menganjurkan agar pasien yang sedang menjalani radiasi atau kemoterapi kanker payudara perlu konsultasi dengan dokter sebelum ia mencoba minum banyak teh.
Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Cellular Biochemistry edisi Juli 2001 tersebut, kandungan senyawa polifenol yang sangat banyak dalam teh tersebut berperan sebagai pelindung terhadap kanker. Polifenol tergolong dalam antioksidan yang sangat ampuh. Senyawa ini akan menetralkan radikal bebas yang menjadi penyebab kanker tersebut.
Radikal bebas sendiri terbentuk secara alami dalam tubuh. Molekul ini dapat merusak sel-sel manusia. Orang menduga bahwa molekul inilah salah satu penyebab kanker, termasuk berbagai jenis penyakit lain seperti penyakit jantung dan penuaan.
Menurut studi tersebut, daun teh hijau yang telah dikeringkan terdiri dari 40% polifenol. Selain dapat memerangi kanker payudara, zat ini juga diyakini dapat menurunkan risiko kanker lambung, paru-paru, usus besar, dubur, hati, dan pankreas.
sumber