Wednesday, December 26, 2012

Change Your Habits, Change Your Life : 5 Kiat Ampuh Membangun Good Habits

Hidup mungkin akan terasa menjadi lebih keren kalau saja kita memiliki serangkaian perilaku dan kebiasaan yang positif. Sebab jalan kesuksesan acapkali memang ditentukan oleh tatanan perilaku yang kita lakoni. Dan seperti yang kita semua tahu, bentangan perilaku ini dibentuk oleh rentetan kebiasaan positif yang terus kita pahat. Day by day. Year by year.
Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa meng-install kebiasaan mak nyus dalam raga kita. How do we inject good habits into our body and mind? Di Senin pagi yang cerah ini, di separo perjalanan Ramadhan kita, saya mau berbagi tentang 5 kiat ampuh untuk menanamkan serangkaian good habits.
Beragam studi mengenai human behavior menyebutkan beragam cara untuk mengembangkan serangkaian kebiasaan baru (habit) agar kebiasaan itu bisa terus bertahan dalam jangka yang lama dan permanen. Berikut 5 cara diantaranya.
Kiat #1 : Start Small. Kalau Anda mau menanamkan sebuah kebiasaan baru yang menantang, ada baiknya diawali dengan small steps. Dulu ketika saya bertekad untuk berolahraga 5 kali seminggu, saya memulainya hanya dengan 10 menit per hari. Pelan-pelan durasinya saya naikkan menjadi 15 menit, 20 menit, dan kini menjadi 30 menit per hari (dokter bilang, berolahraga 30 menit per hari selama 5 kali seminggu adalah yang paling ideal).
Small wins itu penting, begitu kata para peneliti perilaku. “Kemenangan kecil” itu akan memotivasi Anda untuk terus bergerak ke level yang lebih tinggi. Sebaliknya, memulai sebuah kebiasaan baru dengan target yang langung menjulang, biasanya akan lebih mudah gagal.
So, start small. Get early wins. And then move on.
Kiat # 2 : Choose Your Friends Wisely. Kalau Anda ingin maju, bergaulah dengan orang-orang yang punya perilaku dan mindset positive. Kalau Anda mau jadi pecundang, bergaulang dengan para complainers.
You get my point : lingkungan dan peer presure itu sangat menentukan perilaku dan habit kita. Itulah kenapa Anda harus hati-hati memilih lingkungan kerja dan lingkaran pergaulan.
Pilihlah kelompok yang punya pola perilaku dan habit yang positif, dan ingin Anda tiru. Sebab tenggelam dalam lingkungan kerja yang habit-nya berantakan, akan membuat habit Anda juga dengan mudah terkontaminasi.
Kiat # 3 : Create Self Dis-incentive. Alkisah ada seseorang yang bertekad selalu shalat subuh berjama’ah di mesjid dengan tepat waktu. Wah, betapa mulianya habit ini. Namun bagi sebagian besar orang, habit ini sering cuma fantasi yang tak pernah terwujud.
Orang tersebut lalu menciptakan self dis-incentive : ia bilang kepada istrinya, setiap kali gagal shalat subuh tepat waktu di mesjid, ia akan menghukum dirinya sendiri dengan cara membersihkan WC dan kamar mandi di rumah. Begitulah, di minggu – minggu pertama, bisa dua tiga kali ia membersihkan WC lantaran gagal memenuhi tekadnya (dan istrinya hanya bisa senyam senyum karena kamar mandi di rumahnya sekarang benar-benar kinclong).
Dis-insentif (atau hukuman/punishment) yang terasa simpel (namun powerful itu) pelan-pelan menggedor dirinya untuk komit terhadap tekadnya. Kini ia hampir tak pernah telat shalat subuh di mesjid tepat waktu. 365 hari dalam setahun.
Para peneliti perilaku menyebutkan, self dis-incentive adalah salah satu cara ampuh untuk me-modifikasi perilaku. Sebab, ternyata punishment (atas perilaku yang salah) itu memiliki dampak emosional yang lebih tinggi untuk memicu motivasi ke arah yang lebih baik.
Kiat # 4 : Create Conducive Context. Benar, self motivation itu penting untuk mengubah perilaku. Namun acapkali, motivasi itu perlu bantuan konteks yang tepat. Rekayasa konteks diperlukan supaya motivasi “tidak sendirian” dalam mendorong perilaku kita.
Dulu, motivasi saya untuk berolahraga setiap hari sangat tinggi. Tapi motivasi saja tidak cukup : tekad kuat untuk berlahraga secara teratur itu tetap tinggal tekad kosong.
Sampai kemudian saya melakukan rekayasa konteks : saya membeli peralatan tredmil murah, dan kemudian saya taruh di depan kamar tidur saya. Begitulah, karena alat itu selalu nongol di depan kamar saya, rasanya saya selalu “digedor” dan “digoda” untuk menjalankannya.
Pelan-pelan saya memakai tredmill itu, namun kok cepat bosan juga. Motivasi saya meredup. Saya kemudian kembali melakukan rekayasa konteks : saya harus jogging dengan ditemani earphone music.
Dan eureka : melakukan joging di tredmil sambil mendengarkan earphone musik (musiknya gaya disco, kadang-kadang plus dangdut) itu benar-benar sukses merobohkan kemalasan saya.
Menaruh alat tredmil di depan kamar tidur dan earphone music adalah rekayasa konteks yang saya lakukan untuk membuat perubahan perilaku. Tanpa itu, motivasi saya untuk berolahraga setiap hari akan cepat lenyap ditelan angin.
Kiat # 5 : 40-Days Challenge. Ini adalah sejenis tantangan untuk memulai sebuah kebiasaan baru selama 40 hari berturut-turut. Studi menunjukkan, sebuah kebiasaan akan menjadi permanen jika ia dilakukan minimal selama 40 hari.

sumber.

Tuesday, December 25, 2012

Self Affirmation dan Positive Visualization : What You Think is What You Get

Mindset. Belief. Pola pikir. Ini adalah serangkaian elemen yang ternyata begitu krusial dalam menentukan nasib kita dalam bentangan sejarah kehidupan.
Mindset yang positif sembari terus terus yakin bahwa masa depan hidup akan lebih cemerlang; mungkin bisa jadi bekal berharga untuk benar-benar merajut lukisan hidup yang cemerlang.
Sebaliknya, mindset yang muram, yang acap mengeluh pada keadaan, yang kadang merasa frustasi dengan situasi yang kian menekan, yang tak jarang jatuh dalam rasa iri dan ketidak-berdayaan; mungkin justru akan benar-benar mendorong kita dalam lorong kelam yang tak berujung.
Di pagi yang mendung ini, kita mau menjelajah jagat itu: tentang bagaimana kita bisa menyelinap dalam jalan kecemerlangan, dan bukan terpelanting dalam sejarah hidup yang sarat kesenduan.
Pada akhirnya, semesta ini hanya memantulkan apa yang Anda pikirkan dan rasakan. Ingatlah selalu hukum resonansi dan gaya tarik menarik (law of attraction ): Anda berprasangka positif akan hidupmu, maka Kekuatan Semesta akan mengirim balik energi positif yang dahsyat itu dalam kehidupan anda yang real. Anda berprasangka negatif akan nasib hidupmu, maka Invisible Hand akan benar-benar mengirim balik rentetan ketidakberuntungan dalam sejarah hidupmu.
(Jadi tidak ada yang namanya “luck”, dan tidak pernah ada yang kebetulan di dunia ini. Semuanya telah dan terus dirancang dalam prasangka yang ada dalam mindset Anda. Yang dianggap luck itu murni benar-benar hanya hasil dari pola pikir dan mindset Anda selama ini).
Dilatari oleh bentangan hukum resonansi, saya mau menghadirkan dua teknik praktikal yang mungkin bisa dipraktekkan untuk melukis jalan kecemerlangan.
Teknik # 1 : Self Affirmation. Ini adalah teknik untuk penguatan keyakinan, tentang cara untuk menginjeksikan mindset dan keyakinan positif dalam sekujur ragamu. Tentang repetisi kalimat untuk membuat dirimu sendiri benar-benar yakin bahwa masa depan yang Anda imajinasikan akan menjelma menjadi kenyataan.
Contoh sederhana : jika misalkan Anda punya cita-cita membangun bisnis yang sukses, maka afirmasi itu mungkin bisa berupa kalimat : Insya Allah saya akan menjadi pebisnis sukses dengan profit yang terus tumbuh. Atau contoh lain, jika Anda ingin menjadi sales manager hebat, maka afirmasinya bisa seperti ini: saya yakin suatu saat saya akan menjadi best sales manager di perusahaan ini.
Kalimat-kalimat diatas adalah self affirmation; dan akan lebih ampuh jika diucapkan dalam hati secara periodik (regular self talk ). Rasakan aura kekuatan kalimat itu di waktu senggang Anda: saat sedang menunggu, saat sedang mau tidur, atau saat sedang merenung di pagi hari.
Teknik # 2 : Self Visualization. Ini adalah teknik tentang membayangkan kalimat yang Anda afirmasikan itu dalam gambaran visual yang nyata. Tentang cara melakukan visualisasi atas gambaran hidup yang hendak Anda rancang.
Begitulah, kala afirmasi itu adalah impian membangun bisnis yang profitabel, maka visualisasi yang Anda pikirkan bisa berujud seperti ini : tentang produk bisnis Anda yang kian terkenal, cabang bisnis Anda yang ada di 10 kota besar Indonesa, tentang wajah-wajah pelanggan produk Anda yang puas, atau juga tentang gambaran strategi pemasaran yang sukses dan menghasilkan ledakan penjualan.
Jika afirmasinya adalah tentang menjadi best sales manager, maka visualisasi yang muncul dalam pikiran Anda bisa seperti ini : tentang wajah-wajah sales team Anda yang antusias, tentang sales presentation Anda yang amat memukau dan mampu meyakinkan calon klien, atau juga tentang saat-saat Anda dengan bangga menerima Sales Award dari perusahaan tempat Anda bekerja.
Visualisasi adalah kombinasi antara imajinasi positif dan juga rencana detil yang berjalan dengan penuh keindahan. Sejumlah penelitian empirik menunjukkan, visualisasi yang detil atas apa yang Anda ingin kerjakan dan raih, memberikan dampak signifikan bagi kinerja real Anda.
Visualisasi positif melatih sel-sel otak kita untuk benar-benar bergerak sesuai dengan harapan yang kita inginkan. Pelan-pelan, proses ini benar-benar akan mendorong raga dan tubuh fisik Anda untuk bergerak persis seperti yang Anda visualkan.
What You Think is What You Get. Teknik self affirmation dan self visualization akan menjadi alat bantu untuk membuat apa yang Anda pikirkan itu benar-benar menjadi kenyataan.
Visualize Your Dreams. Realize Your Imagination.

sumber.

Wednesday, December 19, 2012

Law of Attraction : You Can If You THINK You Can

You can if you think you can. Kalimat sakti yang pernah menjadi judul buku legendaris karangan Norman Vincent Peale ini sepertinya hendak memberikan satu pesan yang jelas: jika Anda senantiasa berpikir positif, selalu merajut “mentalitas bisa” (can do attitude), dan senantiasa membayangkan masa depan dengan gelegak optimisme, maka percayalah, hidup Anda pada akhirnya benar-benar akan basah kuyup dalam nirvana keberhasilan dan kebahagiaan.
Dan persis seperti itulah spirit yang dikandung oleh Law of Attraction (LOA) – sebuah aliran keyakinan yang kini tengah digandrungi dimana-mana. Maka simaklah petikan kalimat-kalimat berikut ini.
Rahasia besar kehidupan adalah hukum tarik menarik. Hukum tarik menarik mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Ketika Anda membayangkan pikiran-pikiran, maka pikiran-pikiran itu dikirim ke Semesta, dan secara magnetis pikiran akan menarik semua hal yang serupa, dan lalu dikembalikan pada sumbernya, yakni Anda. (dikutip secara bebas dari buku The Secret karangan Rhonda Byrne).
Dengan kata lain, jika Anda selalu membayangkan pikiran yang negatif – kecewa, gagal, marah, selalu menyalahkan orang lain, frustasi, ragu, merasa selalu kekurangan – maka gelombang pikiran itu akan memantul ke semesta, menarik pikiran-pikiran negatif yang serupa, dan lalu mengirim balik secara powerful kepada sumbernya, yakni Anda. Lingkaran kelam negativisme ini perlahan namun pasti akan membawa kita dalam lorong gelap tak berujung.
Dalam lorong gelap itulah, benih-benih spirit optimisme, raungan keyakinan untuk mencengkram keberhasilan, dan daya juang untuk merajut imajinasi positif, menjadi hilang tak berbekas. Hidup yang nyata pada akhirnya akan berujung pada nyanyi bisu keterpurukan.
Itulah mengapa sebagian orang lalu memberi saran agar kita menjaga jarak dari lingkungan yang hanya menerbarkan energi kelam negativisme. Toh sialnya, setiap hari rasanya kita selalu disergap dengan energi negatif ini. Di jalanan tiap pagi kita disergap kemacetan yang melentik kita untuk segera mengeluarkan kemarahan dan umpatan menyalahkan pihak lain. Di kantor, kita acap menatap wajah-wajah sayu yang melakoni pekerjaannya dengan semangat yang kian sempoyongan. Di sudut lain kita juga tak jarang menemui sang complainer, yang kerjanya tiap hari hanya mengeluh: mengeluh bos-nya tidak adil-lah, mengeluh mengapa karirnya tak naik-naik-lah, atau mengeluh mengapa kopi yang disajikan office boy rasanya terlalu pahit……..
Dan aha, ketika kita pulang ke rumah, dan sejenak membaca berita di koran serta melihat acara talk show di televisi, duh mengapa isinya selalu sarat dengan negative news dan gambaran pesimisme yang kelam. Pengamat yang satu mengkritik ini, pengamat yang lain menyalahkan itu. Pengamat yang lainnya lagi memberikan gambaran masa depan bangsa yang seolah-olah akan jatuh dalam kegelapan abadi. (Fakta ini membuat teman saya pernah memberi saran pada saya agar BERHENTI total untuk membaca koran dan menonton televisi. Kenapa, tanya saya. Jawabnya lugas : berita dan komentar-komentar kelam yang muncul di televisi dan koran hanya akan membunuh imajinasi dan harapan Anda tentang masa depan yang lebih baik !!).
Begitulah. Ketika segenap partikel udara telah dipenuhi dengan energi negative, dan ketika berderet narasi tentang masa depan yang muram selalu menari dihadapan kita, maka apa yang sesungguhnya mesti kita lakukan?
Kita tentu tak boleh membiarkan diri kita larut didalamnya, sebab itu artinya hanya akan membuat kita terpelanting dalam kubangan nasib yang penuh ratapan dan sembilu kepedihan yang tak berujung.
Anda tak dapat menolong dunia dengan berfokus pada hal-hal negatif. Ketika Anda berfokus pada peristiwa-peristiwa negatif, maka Anda bukan saja menambahnya, namun juga mendatangkan lebih banyak hal negatif ke dalam hidup Anda sendiri,” demikian untuk mengutip kembali ungkapan Rhonda Byrne.
Jadi bagaimana dong?

Ide dasar dari pinsip ini adalah apa yang Anda pikirkan akan menarik pikiran-pikiran yang serupa dan kemudian memantulkannya kembali pada Anda. Pikiran yang sedang Anda bayangkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan Anda, demikian tulis Rhonda Byrne. Apa yang paling Anda pikirkan atau fokuskan akan muncul sebagai hidup Anda. Pikiran Anda akan menjadi sesuatu.
Demikianlah, jika yang mendominasi bayangan dan pikiran kita adalah hal-hal yang negatif – kecewa, gagal, marah, selalu menyalahkan orang lain, frustasi, ragu, merasa selalu kekurangan – maka gelombang pikiran itu akan memantul ke semesta, menarik pikiran-pikiran negatif yang serupa, dan lalu mengirim balik kepada Anda. Lingkaran kelam negativisme ini perlahan namun pasti akan membuat kita terpelanting dalam kisah hidup yang penuh kepiluan.
Sebaliknya, jika pikiran kita dipenuhi dengan visualisasi yang sarat dengan energi positif – tentang semangat hidup, tentang keyakinan untuk merengkuh sejumput keberhasilan, tentang kelimpah-ruahan, tentang kegairahan optimisme yang meluap, tentang ucapan syukur yang tak pernah berhenti mengalir – maka jejak kehidupan pasti akan membawa kita lebur dalam nirvana kebahagiaan yang hakiki.
Karena itulah, para pakar motivasi senantiasa menganjurkan kita untuk selalu merawat otak dan pikiran kita agar selalu berada pada ranah yang positif. Visualisasi dan luapan energi yang positif, dengan kata lain, perlu terus digodok dan diinjeksikan kedalam segenap sel saraf otak kita. Sebab dengan itulah, sketsa indah tentang keberhasilan dan kebahagiaan bisa mulai dilukiskan dengan penuh kesempurnaan.
Sesungguhnya, ide tentang korelasi antara spirit hidup yang positif dengan level keberhasilan individu pernah dielaborasi secara ekstensif oleh para akademisi jauh sebelum buku Law of Attraction yang menggemparkan itu terbit. Martin Seligman adalah salah satu tokohnya. Tokoh yang acap disebut sebagai Bapak Psikologi Positif ini, melalui bukunya yang bertajuk Learned Optimism telah memberikan elaborasi yang solid tentang betapa spirit optimisme dan pola pikir positif amat berpengaruh terhadap keberhasilan hidup.
Pertanyaannya sekarang adalah : bagaimana caranya agar perjalanan hidup kita selalu diselimuti oleh energi positif dan spirit optimisme yang menghentak serta terus mengalir.
Salah satu cara yang populer adalah melalui teknik visualisasi positif.
Cara lain yang praktis mungkin adalah ini: tenggelamkan diri Anda dalam lingkaran pergaulan atau komunitas yang memiliki visi hidup positif. Mungkin kita bisa memulainya dari lingkungan terdekat, keluarga. Siramilah segenap interaksi dalam keluarga kita dengan energi positif, rajutlah komunikasi yang produktif dengan pasangan hidup kita (dan bukan membanjirinya dengan aneka keluhan seperti: Aduh Mama, kenapa lauknya asin banget? Atau: Mama gimana sih, kok celana dalam saya ndak ada yang kering?). Lalu, limpahilah jua anak-anak kita dengan pujian dan apreasiasi (dan bukan dengan rentetan kalimat negatif seperti : kenapa rapormu jelek, kenapa nilai matematika si Andi lebih baik dari kamu, dst).
Lalu, bangun pula persahabatan dengan insan-insan yang selalu mampu menebarkan nyala kegigihan dalam setiap jejak langkahnya. Tebarkan interaksi dengan mereka yang selalu bisa memekarkan keyakinan untuk merengkuh keberhasilan; dan bukan dengan pribadi yang hanya bisa meletupkan energi negatif. Dan bentangkan sayap pergaulan kita dengan mereka yang selalu melihat masalah sebagai sebuah tantangan yang pasti bisa dituntaskan – dan tidak dengan orang-orang yang hanya menabur komplain, saling-menyalahkan dan mengeluarkan sembilu keluhan tanpa ujung.
Pada sisi lain, mungkin ada baiknya juga jika kita melimpahi hidup dengan bacaan dan pengetahuan yang inspiratif, menyegarkan serta mampu membawa pencerahan. Bacaan itu bisa kita gali dari buku-buku, majalah atau blog-blog bermutu (ya contohnya seperti blog yang sedang Anda baca ini….:):)). Pengetahun yang inspiratif ini barangkali dapat menopang dan membantu kita dalam merajut etos hidup yang dilimpahi oleh energi positif.
Pada akhirnya mesti dikatakan bahwa jalan menuju nirvana kebahagiaan sungguh merupakan jalan yang terjal nan berliku. Namun selalu hadapilah jalan yang panjang itu dengan sikap hidup positif, dengan spirit optimisme, dengan keyakinan yang menggumpal, dan dengan limpahan rasa syukur yang mengalir tanpa henti.

sumber.